BUPATI Ende, Drs. Don Bosco M.Wangge, M.Si menegaskan
bahwa tidak satu sen pun uang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Ende yang dipakai atau digunakan untuk membiayai
pembangunan Taman Renungan Bung Karno dan Rehabilitasi Situs Bung Karno.
Kalau tidak percaya, tanya langsung kepada Haji Djamal Humris, BBM
sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Ende. Karena beliau
juga sebagai salah satu anggota Badan Pengawas Yayasan Flores Ende yang
berpusat di Jakarta.
Penegasan Bupati Don Wangge ini sebagai jawaban terhadap isu yang
berkembang kian marak di kalangan masyarakat di daerah ini yang
menyatakan bahwa Bupati Don Wangge telah mengambil uang dari APBD
Kabupaten Ende menempatkan di salah satu bank untuk pembangunan dan
rehabiltasi Taman Renungan Bung Karno dan Situs Bung Karno. Penegasan
ini disampaikan oleh Bupati Don Wangge ketika meresmikan Kantor Camat
Ende Selatan pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013.
“Itu fitnahan yang sangat dasyat yang ditujukan kepada saya,”tegas
Bupati Don Wangge. Tetapi untuk masyarakat Ende pada umunya tahu bahwa
saya tidak pernah mengambil uang satu sen pun dari APBD Kabupaten Ende
dan menyimpan di salah satu bank seperti yang diisukan untuk membiayai
pembangunan Taman Bung Karno dan Situs Bung Karno. Uang itu bersumber
dari Yayasan Flores Ende di Jakarta berkat bantuan dari pihak swasta.
Jadi, sekali lagi saya tegaskan kata Bupati Don Wangge bahwa saya tidak
pernah mengambil satu sen pun uang dari APBD Kabupaten Ende untuk
membiayai pembangunan Taman Renungan Bung Karno dan Rehabilitasi Situs
Bung Karno. “Kalau bapak, ibu, saudara, saudari dan masyarakat Kabupaten
Ende tidak percaya, tanyakan langsung kepada Haji Djamal Humris, BBM
dalam kapasitasnya sebagai salah satu Anggota Badan Pengawas dari
Yayasan Flores Ende yang berkedudukan di Jakarta itu,”ujar Bupati Don
Wangge.
Tidak hanya itu saja. Ada juga yang mengisukan bahwa Taman Rendo akan
diserahkan kepada orang asing. Terkait dengan isu ini, Bupati Don Wangge
menegaskan bahwa semuanya itu tidak benar. Untuk diketahui masyarakat
bahwa Ende yang selama ini terlupakan oleh sejarah, tetapi dengan
peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2013 yang lalu, itu berarti
sebuah pengkaun oleh pusat bahwa Ende adalah Rahimnya Pancasila.
Dan kalau ada yang mempertanyakan bahwa Lapangan Perse Ende akan
dijadikan alun-alun sehingga kegiatan sholat bagi umat Islam tidak lagi
digelar di Lapangan Perse Ende (Lapangan Pancasila,red), Bupati Don
Wangge menegaskan hanya orang yang tidak mengerti tentang alun-alun
sehingga orang tersebut mengisukan seperti itu. Lapangan Pancasila
tersebut tetap menjadi lapangan dan kegiatan keagamaan tetap berlangsung
di lapangan tersebut, tegas Bupati Don Wangge.♦ ik
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !