WAJAR-wajar saja kalau salah seorang Staf di
Sekretariat Kantor DPRD Kabupaten Ende menempatkan sejumlah karung beras
di Ruang Rapat Paripurna DPRD Ende. Hemat EXPO NTT, staf tersebut tidak
perlu dimarah atau diberi sangsi. Karena dari pada ruang Rapat
Paripurna tersebut tidak digunakan untuk para anggota dewan untuk
bersidang, lebih baik dijadikan gudang beras walaupun untuk sementara
dari pada beras untuk manusia makan itu ditempatkan ditempat yang tidak
nyaman.
Seperti disaksikan EXPO NTT pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2013, tepat
pukul 09,00 wita sesuai jadwal sidang bahwa pada hari itu sidang
lanjutan dalam kaitan dengan LKPJ Bupati Kabupaten Ende yang pada
tanggal 8 Juni 2013 di skors, ternyata sudah dibuka. Tetapi fakta
menunjukan bahwa ruang Rapat Paripurna tersebut belum juga dibuka. Dua
orang anggota dewan Philipus Kami dan Abdurahman Wawo Seto sudah disitu.
Ketika EXPO NTT tanya, apakah hari ini tidak jadi sidang, jawab salah
seorang staf Sekretariat Dewan tidak jadi.
Mungkin karena tidak jadi, sehingga pintu dari ruang Rapat Paripurna
tersebut tidak dibuka. Karena momen tersebut sangat menarik sehingga
EXPO NTT mengambil gambar. Dan setelah diambil gambar baru salah seorang
staf yang ditugaskan untuk membuka ruang tersebut, akhirnya membuka
ruang itu. Tidak tahu apa alasannya, apakah karena setelah diambil
gambar oleh EXPO NTT baru dibuka atau memang baru dibuka setelah jam
Sembilan, yang tahu dan dapat menjawabnya adalah petugas tersebut.
Selang beberapa menit setelah dibuka, ada dua orang anggota dewan yakni
Heribertus Gani yang datang kemudian langsung masuk ruang Rapat
Paripurna karena ia melihat disana salah seorang anggota dewan yakni
Achmad Al Habsyi sedang asyik berserita dengan dua orang staf. Tidak
lama kemudian ada dua orang wartawan juga masuk ke ruang tersebut.
Setelah EXPO NTT masuk, baik Heribertus Gani dan juga Achmad Al Habsyi
dan salaha seorang wartawan tertawa. Ternyata yang mereka tertawa adalah
Ruang Rapat Paripurna dijadikan gudang beras.
Melihat bahwa ada beberapa karung beras di salah satu sudut ruang
tersebut, EXPO NTT langsung mendatangi lebih dekat. Ketika EXPO NTT
mengambil camera dari dalam tas, baik Heribertus Gani maupun mereka yang
duduk bersama Heribertus Gani meminta kepada EXPO NTT untuk tidak perlu
diambil gambar dan ditulis. Tanpa menjawab permintaan mereka, EXPO NTT
tetap ambil gambar. “Ndoe, jangan ambil gambar dan dimuat. Kasihan staf
yang berurusan dengan beras. Bisa saja dimarah atau diberi sangsi,”ujar
mereka.
EXPO NTT tidak gubris sedikitpun. Bagi EXPO NTT, mungkin staf tersebut
juga tidak salah. Karena anggota dewan sudah enggan menempati ruang
tersebut untuk bersidang, lebih baik dijadikan sementara sebagai gudang
beras. Karena dari pada dibiarkan kosong, tempat yang kosong atau tidak
dimanfaatkan itu digunakan untuk mengamankan yang lain, termasuk beras.
Jadi, hemat EXPO NTT, staf tersebut tidak salah. Karena secara tidak
langsung ia mengingatkan kepada anggota dewan untuk memanfaatkan tempat
atau ruang tersebut sesuai dengan peruntukannya.♦rik
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !